Kamis, 31 Juli 2008

Dampak medis Sholat Tahajud



"DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD"

Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat
> seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat (maqam)
> terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi juga sangat
> penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil
> penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah
> satu shalat sunah itu bisa membebaskan seseorang dari
> serangan infeksi dan penyakit kanker.
> Tidak percaya? Cobalah Anda rajin-rajin sholat
> tahajjud. "Jika anda melakukannya secara rutin, benar,
> khusuk, dan ikhlas, niscaya Anda terbebas dari infeksi
> dan kanker". Ucap Sholeh. Ayah dua anak itu
> bukan'tukang obat' jalanan. Dia melontarkan
> pernyataanya itu dalam desertasinya yang berjudul
> 'Pengaruh Sholat tahajjud terhadap peningkatan
> Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu
> Pendekatan Psiko-neuroimunologi" Dengan desertasi itu,
> Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang
> ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana
> Universitas Surabaya, yang dipertahankannya Selasa
> pekan lalu.
> Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya
> merupakan ibadah salat tambahan atau sholat sunah.
> Padahal jika dilakukan
> secara kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan
> ikhlas, secara medis sholat itu menumbuhkan respons
> ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
> imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa
> persepsi dan motivasi positif, serta dapat
> mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi
> masalah yang dihadapi (coping).
> Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan
> sekedar menggugurkan status sholat yang muakkadah
> (Sunah mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada
> sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan,
> kekhusukan, dan keikhlasan.
> Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas
> ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya
> soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi
> kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai
> misteri,dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui
> sekresi hormon kortisol. Parameternya, lanjut Sholeh,
> bisa diukur dengan kondisi tubuh.
> Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada
> pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang
> pada malam hari-atau setelah pukul 24:00 normalnya
> antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon
> kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu
> tidak ikhlas karena tertekan.
> Begitu sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan
> temuannya ini yang membantah paradigma lama yang
> menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma
> atau doktrin.
> Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu
> penelitian terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim
> Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya.Dari 41 siswa
> itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan
> sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji
> lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahjjud
> selama dua bulan. Sholat dimulai pukul 02-00-3:30!
> sebanyak 11* rakaat, masing masing dua rakaat empat
> kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon
> kortisol mereka diukur di tiga
> laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan
> Klinika).
> Hasilnya,ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang
> yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda dengan
> orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang
> rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh
> dan kemampuanindividual untuk
> menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan
> stabil. "Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah,
> juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang
> dapat mempengaruhi kontrol kognisi.
> Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi
> positif dan coping yang efectif, emosi yang positif
> dapat menghindarkan seseorang dari stress,"Nah,
> menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan
> sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan
> sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan
> disertai perasaan ikhlas serta tidak terpa! ksa,
> seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang
> kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi
> dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis
> menunjukan, sholat tahajjud yang dilakukan seperti
> itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.
> Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak
> mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat,
> nikmat,anugrah yang diberikan oleh ALLAH kepadanya.
> Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal
> kita???????
> Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam
> karena beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam
> penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan
> tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal
> fikiran. Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah
> memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam
> dan oleh sebab itu ia telah membuka sebuah klinik
> yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an" Kajian
> pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan
> yang digunakan seperti yang terdapat
> didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam
> (Jadam) dan sebagainya.
> Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk
> Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu
> kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat
> saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh
> darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan
> darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih
> normal. Setelah membuat kajian yang memakan waktu
> akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan
> memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan
> ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika
> sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa
> saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki
> bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang 5
> waktu yang diwajibkan oleh Islam.
> Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang
> siapa yang tidak menunaikan sembahyang maka otak tidak
> dapat menerima darah yang secukupn! ya untuk
> berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian
> manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama
> Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya
> memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya
> yang
> indah ini.
> Kesimpulannya: Makhluk Allah yang bergelar manusia
> yang tidak bersembahyang apalagi bukan yang beragama
> Islam walaupun akal mereka berfungsi secara normal
> tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan mereka
> akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan
> secara normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini
> kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan
> hal-hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya
> walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan
> dilakukan tersebut adalah tidak
> sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak bisa
> untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka
> tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala
> sosial masyarakat saat ini.
> Anda ingin beramal shaleh...? Tolong k! irimkan
> kepada rekan-rekan muslim lainnya yang anda kenal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritik Dan Saran Anda, Saya Terima..?